Cerpen "Rindu Terpendam"
Cerpen
RINDU TERPENDAM
By : Resawati
Mahasiswi
Akuntansi ‘12 UNP
Aku tersentak dari tidurku. Ku lihat
jam di dinding kamarku ternyata masih menunjukkan pukul 04.00 subuh. Memang ini
bukan hal yang aneh bagiku, bangun pagi-pagi buta. Karena itu adalah rutinitas
ku tiap hari yang mengharuskan ku bangun pagi-pagi untuk bersiap berangkat
kuliah. Ku lihat disekeliling kamarku, ternyata kakak ku masih tertidur pulas
dan kedua orang tua ku juga karna mungkin kecapaian bekerja seharian. Akan tetapi,
hari ini aku seharusnya tidak perlu bangun pagi-pagi karena hari ini adalah
hari libur.
Ku coba memejamkan mata untuk
kembali melanjutkan tidurku. Akan tetapi, bayangan seseorang selalu terbayang
di benak ku. Aahh,,,, kenapa aku terus memikirkan orang yang belum tentu
memikirkan diriku. Ku akui, jauh dari lubuk hati ku yang paling dalam, hati ini
memendam rasa rindu yang sangat mendalam. Sudah hampir 7 bulan kami tidak
bertemu. Memang dia tidak berada disini. Dia pergi meninggalkan aku dengan
alasan dia ingin membantu orangtua nya di kota.
Ku coba meraih handphone ku yang
berada di samping kepalaku. Ku lihat, ternyata ada 3 panggilan yang tak
terjawab dari dia. Bukan hanya itu saja, dia juga mengirim pesan kepada ku yang
isinya “sayang, kangen,,,”. Hanya kata-kata itu yang bisa dia sampaikan
kepadaku. Ingin sekali ku membalas pesan darinya, namun aku lagi tidak punya
pulsa. Apalah daya ku, disaat rasa rindu ini tak sanggup lagi aku menahannya,
aku tak bisa berbuat apa-apa.
Beberapa menit kemudian, handphone
yang masih berada di tanganku berbunyi. Ternyata itu panggilan dari si dia yang
sedang menelfon ku. Tuhan, terimakasih karna kau telah mengerti dengan apa yang
aku rasa saat ini. Kemudian aku tekan tombol yang berwarna hijau dan aku jawab
dengan salam. “Assalamu’alaikum,,” kataku. Dia pun menjawab “Wa’alaikum
salam,,”. Dalam hati ini aku merasa sangat bahagia sekali karna orang yang aku
sayang selain dari keluarga ku menghubungiku.
Cukup lama aku berbicara dengan dia
lewat telfon. Aku sengaja berbicara berbisik-bisik agar kakak dan kedua
orangtua ku tidak terbangun dan mendengar percakapan ku. Akhirnya percakapan ku
pun terhenti setelah ku liat batrai handphone ku lemah. Langsung ku tutup
pembicaraan ku dengan nya dan sebelum itu tak lupa aku menyampaikan rasa kangen
ku yang begitu besar ingin bertemu dengan nya.
Dia pun membalas dengan kata-kata
sayang yang mungkin tak bisa aku lupakan sampai kapan pun. Tuuutt,,, tuuut,,,
tuuutt,,, handpone ku pun langsung mati karena batrainya sudah habis total. Ku
langkahkan kaki ku menuju ruang tengah buat mencas handphone ku yang sudah mati
agar bisa di hidupkan kembali.
Setelah ku mencas handphone, ku coba
melihat jam di dinding. Ternyata hari sudah menunjukkan pukul 06.18 pagi. Tak
ku sangka ternyata sudah hampir 2 jam aku berbicara dengan nya lewat telfon.
Waktu yang cukup lama kalau di pakai buat belajar. Akan tetapi, kenapa terasa
hanya sebentar saat aku berbicara dengan dia di telfon tadi. Pengen rasanya aku
melanjutkan kembali pembicaraan ku yang tadi terputus dengan nya di telfon.
Ku
coba melihat keluar rumah lewat jendela, ternyata hari pun sudah mulai terang.
Ku lihat ada beberapa orang yang sedang menikmati udara segarnya pagi. Wah,,
asyik juga ya menikmati udara pagi sambil lari-lari pagi. Timbul dalam
pikiranku buat ikut juga lari-lari pagi bersama kakak ku. Akan tetapi, aku gak
tega membangunkan kakak ku dari tidur nya yang begitu pulas. “Kalau begitu biar
aku sendiri saja yang pergi olahraga paginya”, gumamku dalam hati. Sebelum itu, ku pergi ke kamar mandi buat
mencuci muka agar rasa kantuk ku hilang dan aku pun siap buat lari-lari pagi.
Ku
ambil jaket ku yang berada di atas kursi, lalu ku kenakan. Karena memang cuaca
pagi itu terasa lumayan dingin. Cukup buat tubuh ku gemeteran kalau tidak
memakai jaket. Lalu, ku buka pintu rumah ku dan tak lupa aku memakai sendal dan
kemudian mengunci pintu kembali. Ku coba berlari-lari kecil di jalanan yang
masih sepi itu. Jalan yang lumayan besar, bisa memuat 3 mobil jika diletakkan
berjejeran. Gggeerr..... cuaca yang lumayan dingin. Mungkin karena bekas hujan
tadi malam yang cukup lebat.
Sesekali
ku lihat beberapa orang lewat di depan ku yang juga kebetulan ikut lari-lari
pagi juga. Pikiran ku pun kembali terbayang kepada dia yang berada diseberang
sana. Entah kenapa disaat aku lagi sendiri, aku selalu kepikiran tentang dia.
Seseorang yang telah mencuri hati ku dan membawanya bersama cinta ku dengan
nya. Jika aku mengingat saat-saat dulu, saat dia masih disini bersamaku. Jalan
bersama, menghabiskan waktu bersama sambil bergurau, canda dan tawa. Akan
tetapi, sekarang itu hanya bisa menjadi kenangan yang hanya bisa aku ingat di
kala aku merasa rindu dengan nya.
Oh
tuhan,,,, kenapa hati ini merasa sangat rindu sekali padanya. Hanya waktu yang
bisa menjawab rasa rindu dalam hati ini. Mungkin sekarang aku hanya bisa
bersabar menanti dia pulang ke kampung halaman nya. Sampai saat itu tiba, aku
akan selalu mencoba setia padanya seperti dia yang juga setia kepadaku.
Ku
lihat mentari sudah mulai menampakkan sinarnya. Selanjutnya, ku langkahkan
kakiku menuju rumah bersama rasa rindu yang masih terpendam dalam hati. Biarlah
sekarang aku menahan rasa ini, karena ku yakin ada saat nya aku bisa bertemu dengan
dia untuk melepas rasa rindu ini. Ku tau disana dia juga merasakan hal yang
sama dengan yang aku rasakan sekarang. Dalam perjalanan pulang, sembari ku
ingat kenangan ku bersamanya. Aku bahkan senyum-senyum sendiri jika ku ingat
saat-saat indah dulu. Mudah diingat, tapi sangat sulit untuk dilupakan. Ku
yakin tuhan pasti sudah menyiapkan sesuatu yang indah untuk ku bersama dengan
rasa rindu ku ini yang sudah lama ada dalam hati ini.
Akhirnya,
sampai juga aku di rumah. Ku lepas jaket di badan ku dan langsung ku sandarkan badan
ku di kursi yang cukup kecil. Ku lihat kakak ku juga sudah bangun dan dia
sedang merapikan tempat tidur kami yang berantakan. Kemudian ku ambil handuk
dan ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi buat membersihkan badan ku yang
berkeringat akibat lari-lari pagi tadi. Tak lupa aku menutup pintu kamar mandi
ku agar tidak ada orang yang mengintip ku mandi nanti.
Terimakasih
tuhan, karena Kau telah mengirimkan malaikat cinta yang begitu indah dalam
hidup ku. Ku janji akan menjaga kesucian cinta ini bersama dengan nya. Namun,
cinta ku pada-Mu lebih besar dari cinta ku kepada siapapun. Kemudian cinta ku
kepada kedua orangtua ku dan keluarga ku. Dan aku tak akan pernah lupa kalau
aku telah punya cinta sejati yang akan menjagaku kelak nanti di kehidupan ku
yang baru bersamanya. “I LOVE YOU, HONEY”. Aku sayang kamu. <3
sedih ya:(
BalasHapusiya mba.. makasi sudah baca :)
Hapus